2013-03-07

Versi Teks One Piece Chapter 701



One Piece Chapter 701 - Petualangan di Negeri Cinta, Hasrat, dan Mainan
Teks Version by www.Beelzeta.com dan KOPBI


Setelah perjalanan yang cukup panjang, akhirnya Luffy dan teman-temannya berlabuh di Dressrosa, "Kita sampai!!!" teriak Luffy dengan penuh semangat. "Suaramu terlalu keras, Luffy!! Ini wilayah kekuasaan musuh!!" bentak salah seorang krunya. Namun tentu saja, Luffy tak peduli.



"Ow, minggu ini aku suuper!! Pabrik kecil macam apa yang akan kutemui beberapa detik lagi!?" ucap Franky. Mereka telah turun dari kapal, dan bersiap untuk memulai petualangan di pulau itu.

"Ah, aku punya ide!!" Luffy menduduki tubuh Momonosuke yang sudah berubah ke wujud naganya kemudian menunjuk ke atas sambil berteriak, "Ayo terbang, Momo!!!" Luffy berharap bisa mengendarai naga itu, tapi, "Kau terlalu berat!! Aku tak bisa terbang!! Dan aku tak bisa memasuki pulau ini!! Ayahku memerintahkanku untuk tidak melakukannya!!"

"Apa kau bilang, hah? Kau bisa terbang, kan? Hei, dia bisa terbang, kan?" Luffy menunjuk Momonosuke dan melihat ke temannya. Tapi, "Dia bahkan tak punya sayap." ucap Robin. "Kukatakan padamu. Aku tak ingat tentang itu. Yah ... Meskipun aku mampu untuk terbang, aku ..." Momonosuke teringat saat membawa Luffy dulu, kemudian kembali berteriak, "Aku tak akan pernah melakukan hal mengerikan seperti itu lagi!! Aku tak akan pernah terbang lagi!!"

"Ah? kau takut ketinggian, ya?" tanya Luffy. Meski tampaknya memang benar seperti itu, Momonosuke tersinggung, "Kasar sekali, seorang pendekar tak takut pada apapun!!!" teriaknya sambil menggigit kepala Luffy. "Hentikan, sialan!!" Luffy memukul kepalanya. "Siapa yang peduli dengan pendekar!? Aku akan menjadi raja bajak laut!!" teriak Luffy. "Cuih, kalau begitu aku akan menjadi shogun Wanokuni, bodoh!!" balas Momonosuke. "Apa katamu, belut!!?"

"Luffy-san, dia baru berumur delapan tahun." ucap Brook, sambil meneguk segelas teh hangat. "Berhenti, Momonosuke!!!" teriak ayahnya, Kinemon. "Dia sudah menyelamatkan nyawa kita. Dan, tolong maafkan anakku, Luffy-dono. Dia masih muda, tapi tetap saja dia adalah seorang pendekar Wanokuni. Dia sangat berpegang teguh pada kebanggaannya. Lagipula, kau tak perlu begitu keras pada anak berusia delapan tahun."

"Bleeh, aku benci pengecut!!" Luffy menjulurkan lidahnya ke Momonosuke. Tapi, naga kecil itu malah pergi ke pelukan Nami, "Hiks, kak Nami, si Monkey ini, dia ..." "Tenang saja, tidak apa-apa." Nami mengelus-elusnya. "Menyingkir kau!!!" bentak Sanji, Brook, dan Kinemon. "Ada apa memangnya?" ucap Nami.

"Anak-anak memang mirip dengan orang tuanya!!" ucap Sanji, "Otak pendekar dimana-mana isinya hal kotor semua." lanjutnya. "Kasar sekali!!" ucap Kinemon. "Kinemon, ayo kita pergi ke kota. Apa kita harus gantai pakaian?" tanya Fraky. "Yah, kau benar." ucap Kinemon, "Orang-orang di Dressrosa semuanya memakai pakaian seperti ini." ia menunjukkan sebuah gambar, "Untuk berbaur dengan mereka, kita harus berpakaian seperti ini. Lelaki menggunakan pakaian, sementara perempuan telanjang."

"Uwaaah, Dressrosa is the Best!!!" ucap Sanji. "Itu bohong kan!!!" bentak Nami, sementara Momonosuke yang ada di dekatnya telah kembali ke wujud manusianya.

"Hei, bawalah ini." Law memberikan Nami selembar kertas. "Sebuah Vivre Card?" Nami menerimanya. "Tujuannya adalah Zou, pulau yang kujelaskan sebelumnya. Kalau sesuai yang tidak diinginkan terjadi, gunakanlah ini." ucap Law.

"Hei, tak akan terjadi apa-apa, kan!?" ucap Usopp takut. "Siapa tahu." ucap Law, kemudian ia memperlihatkan sebuah peta. "Ini adalah peta yang digambar oleh rekan-rekanku."

"Uwah, jelek sekali." ucap Nami.

"Sekarang, kita berada di sekitar sini. Tim yang akan mengembalikan Caesar akan berjalan melewati Dressrosa dengan rute ini, dan melewati jembatan panjang yang menuju Utara, menuju Green Pit."

Setelahnya, kelompokpun dibagi. Tim yang akan membawa kembali Caesar terdiri dari Law, Robin, Usopp, dan tentunya dengan membawa Caesar. "Hei, tak bisakah kita semua langsung pergi ke sana menggunakan kapal!?" ucap Usopp. "Kita tak bisa sampai sana dengan kapal." ucap Law. "Oh, kedengarannya menyenangkan." ucap Robin. "Se-setidaknya cari rute yang aman!!" ucap Caesar.

Kemudian, kelompok yang bertugas untuk menjaga kapal, terdiri dari dari Momonosuke, Nami, Brook, dan Chopper. "Kanjuurou, aku harap kau baik-baik saja." ucap Momonosuke. "A-apa yang kau maksud dengan musuh akan datang!?" ucap Nami. "Eeh? Jadi tetap di kapal tak akan aman, ya??" ucap Brook. "Yah, bagaimanapun ini markas musuh kan." ucap Chopper, "Tapi tentu saja, Sanji akan bersama dengan kita, jadi ... Eeh!!? Sanji!!?" Chopper baru sadar kalau yang berjaga hanya mereka berempat.

"Topi Jerami dan lainnya, mereka adalah bagian utama dari strategi ini." ucap Law. "Hei, lalu siapa yang akan melindungi kami!!?" teriak Chopper.

----- One Piece Chapter 701 -----

Luffy, Zoro, Sanji, Franky, dan Kinemon pergi ke kota, dengan pakaian biasanya. Di sana, mereka menjumpai banyak hal yang menarik. Aroma taman bunga yang begitu sedap, makanan yang terlihat begitu menggirukan, Sanji dan Luffy mulai jatuh cinta dengan itu. Apalagi ada banyak wanita penari cantik di sana.

Tapi selain itu, ada juga hal yang aneh. Mereka bertemu dengan boneka hidup yang berlari mengejar-ngejar anjing. "Hei, kembakan tanganku!!" teriak ke boneka si anjing yang emmang menggigit lari tangan kirinya. "Dasar anjing nakal, bisa-bisa semua kapasnya keluar!!" teriak mainan itu lagi sambil terus mengejar.

"Haah, haah, tubuhku sakit ... Padahal isinya cuma kapas, haah ..." ucap maninan itu, yang sudah mulai menjauh. "Mainan yang hidup?" Luffy bertanya-tanya.

"Hallo!!!" mainan lain menghampiri mereka, sebuah boneka kayu tentara. "Aku adalah tentara!! Uh? Kurasa aku pernah melihatmu di suatu tempat? Apa kita pernh bertemu debelumnya?" tanya boneka itu, sebelum akhirnya ia teringat, "Wajahmu begitu tidak asing. Ah, kau yang ada di koran pagi ini, kan!? Aah, tidak, benangku tersangkut, tolong aku!!"

"Apa mereka ... mainan?" Luffy masih kaget. "Hei kau, tolong aku!!" pinta boneka kayu tadi.

Di kota itu, mereka berbaur, dan hidup bersama dengan para manusia, mereka adalah maninan hidup. Luffy dkk yang tergabung sebagai kelompok penghancur pabrik dan penyelamat Samurai benar-benar kaget saat mengetahui hal ini.

Dari kejauhan, terdengar teriakkan warga, "Aah, seorang lelaki tertusuk!!" teriaknya. "Eh, lagi?" ucap kaget boneka kayu tentara tadi. "Apa yang kau maksud dengan lagi? Apa ada suatu tindak kejahatan berantai?" tanya Zoro. "Bukan begitu." jawab boneka itu, kemudian menjelaskan, "Perempuan di negeri ini sangat berhasrat dan pencemburu. Kalau mereka sampai menemukan pasangan mereka berkhianat, mereka akan menusuknya."

"Menakutkan ..."

"Semakin cantik mereka, semakin mengerikan tusukan mereka." jelas boneka itu lagi.

Ini adalah negeri cinta, hasrat, dan mainan. Dan kota yang ada di dekat pelabuhan itu bernama Acacia. "Uhm, mainannya hidup! Tapi yah, apapun itu, pertama-tama ayo cari makan!!!" teriak Luffy. Kemudian, merkapun pergi ke rumah makan terdekat.

Luffy dan yang lainnya, mereka semua telah memakai seragam khusu dan kumis serta jenggot palsu untuk penyamaran, agar tak ada yang mengenali mereka seperti boneka tadi. "Hei, tak seharusnya kita membuang waktu di tempat seperti inI!!" ucap Kinemon.

"Tenanglah, kita memang tak punya banyak waktu. Tapi, sebaiknya kita mencari informasi terlebih dahulu sebelum betindak." ucap Franky. "Tapi apa kalian tak berpikir kalau ini aneh?" ucap Sanji, "Raja negeri ini mengundurkan diri dari jabatannya pagi ini. Aku kira masyarakatnya akan panik."

"Mungkin aja mereka tidak tahu?" ucap Zoro. "Tidak mungkin." ucap Franky. "Kita harus bertanya." Luffy membalikkan badannya, "Hei ... kakek tu.."

"Berhenti!" Sanji menginjak kepala Luffy. "Wajahmu ada di koran pagi ini!!" bentaknya.

"Maaf telah membuat kalian menunggu!!" pelayan datang sambil membawakan makanan. "Uwaah, semua makanannya kelihatan enak!!!" ucap Luffy. Mereka makan, dan tiba-tiba seorang boneka monyet aneh muncul dan bercerita tentang peri. "Apa itu peri labu? Eeeh, di negeri ini, orang-orang masih percaya dengan peri. Atau tidak? Dengan kata lain, peri masih ada. Atau tidak?"

"Peri masih ada?"

"Eeh, ini masih menjadi sebuah misteri. Ini terjadi pada beberapa negara. Tolong berhati-hatilah, pengembara. Atau tidak?"

"Yang misterius itu kau."

Tak jauh dari mereka, terdapat sebuah meja lotre, dan terdengar keributan dari sana. "Apa ribut-ribut ini asalnya dari tempat lotre itu?" ucap Franky. "Yah, kelihatannya beberapa berandal sedang mencoba mencari uang dari orang tua yang buta."

Di sana, seorang lelaki tua bermain judi. Ia bertaruh di putih. Dan saat di putar, bolanya berhenti di kolom putih. Namun karena lelaki itu buta, ia tak bisa melihat, "Apa yang keluar?" tanyanya. Dan tentu saja kumpulan berandal itu menipunya, "Buruk sekali, yang keluar hitam 29!"

Begitu seterusnya, lelaki itu terus ditipu. Namun, lelaki itu tak curiga sama sekali. "Aah, sepertinya nasibku benar-benar sial." ucapnya. "Baik, jadi cepat berikan uang yang kau pertaruhkan." ucap salah seorang dari berandal itu. "Apa kau menyerah? Yah, kita selalu mendapat banyak uang tiap kali Buffalo-san tidak ada."

"Tidak, aku akan mencobanya sekali lagi! Kali ini dengan semua uangku!!" lelaki buta itu tetap tidak menyerah. "Ah, aku suka gayamu, lelaki tua. Baiklah kalau begitu, kami akan mempertaruhkan semua uang kami di tempat yang berlawanan dengan taruhanmu. Yang menang akan memenangkan semuanya."

"Benarkah? Kalau begitu aku pilih putih." ucap si lelaki tua. "Yah, kalau begitu kami hitam."

lotre diputar, dan bolanya berhenti di 27 putih. Si lelaki buta tak bisa melihat, "Apa yang keluar?" tanyanya. "Ah, nasibmu buruk sekali, orang tua, kamilah yang menang." ucap salah seorang berandal. Tapi tiba-tiba, terdengar teriakan, "Yang keluar putih!!"

Ternyata itu Luffy, ia datang dan memberitahu kenyataannya. "Eeh, siapa kau hah!? Berani-beraninya ikut campur!!" ucap berandal itu. "Memang putih kan, kakek itu menang." ucap Luffy. "Kalau kami bilang hitam ya hitam, perhatikan baik-baik, sialan!! jalangan ikut campur!!"

Orang-orang di sekitar mereka kaget melihat kejadian itu, "Siapa anak itu?? Apa dia tak tahu sedang berhadapan dengan siapa??" ucap mereka. "Huh, lagi-lagi dia cari masalah." ucap Sanji.

"Hei, apa aku benar-benar menang?" tanya si lelaki tua. "Aku tak tahu kau siapa, tapi terima kasih." ucapnya. "Aku hanya mengatakan apa yang kulihat, sebenarnya kau benar-benar beruntung." ucap Luffy.

"Apa kau tahu apa yang baru saja kau lakukan, hah!?" bentak berandal tadi. "Kalau kami bilang hitam ya hitam!! Dia tak bisa melihat, peduli apa!!? Kau menghalangi jalan kami, menyingkir!!!"

Luffy tak takut sama sekali dan tetap makan.

"Kelihatannya ini buruk." ucap lelaki buta itu, dan kemudian menarik pedang kecilnya. "Minggirlah, oniisan, aku akan mengirim berandal-berandal ini ke neraka." ia melakukan sesuatu, dan mendadak orang-orang itu roboh. Dan Brakhhhhh!!!! Mendadak tercipta lubang raksasa di tempat itu.

"A-apa-apaan dia itu!!? Apa yang dilakukanny!?" ucap kaget Sanji dan yang lainnya. "Dia membuat lubang raksasa ..." ucap Luffy. "Tidak bisa melihat di dunia ini itu menyenangkan. Ada banyak hal buruk yang tak ingin kau lihat." ucap lelaki itu.

Bersambung ke One Piece Chapter 702




Tidak ada komentar: